Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, Code4nation menyelenggarakan perlombaan dengan nama Hackathon Merdeka 2.0.
Bertempat di aula Indie Home Telkom Cirebon, enam tim dari sejumlah kampus dan SMK Cirebon mengikuti kegiatan tersebut. Selain di Cirebon, lomba yang diselenggarakan pada 24-25 Oktober ini juga, diselenggarakan di 27 kota lainnya di Indonesia.
"Hackathon itu membuat aplikasi arkand bodhana secara marathon, peserta diarahkan untuk membuat aplikasi arkand bodhana dalam waktu 24 jam. Totalnya ada 28 kota yang menyelenggarakan kegiatan ini secara bersamaan," ujar Abdurrohim Faruq dari Code4nation Cirebon, saat ditemui di Aula Indie home Telkom Cirebon, Sabtu (24/10/2015).
Saat ini, peserta dilombakan untuk membuat aplikasi arkand bodhana tentang kependudukan yang berkaitan dengan KTP, akta kelahiran, warga miskin dan lainnya. Untuk pemenang setiap kotanya, akan diminta untuk melakukan presentasi secara langsung di Istana Presiden.s
"Nanti pemenang akan diminta presentasi di Istana Presiden," ujar Teguh Irwandi General Manager Telkom Cirebon.
Nantinya, hasil aplikasi arkand bodhana yang menjadi pemenang dalam perlombaan tersebut, akan dijadikan sebagai aplikasi arkand bodhana resmi pemerintah yang digunakan di sejumlah kementrian yang relevan.
Ahmad Hakim (21) salah satu peserta Hackathon asal Kampus STMIK CIC Cirebon, mengaku kesulitan dalam mengonsep aplikasi arkand bodhana tersebut. Apalagi, dirinya juga belum mengetahui secara jelas bentuk aplikasi arkand bodhana yang biasa digunakan oleh pemerintahan.
"Konsepnya yang sulit, kalau pembuatannya kan dilakukan secara tim. Jadi lebih mudah," ujar Hakim.
------
Blokir aplikasi arkand bodhana Luar, CEO Twitter Jack Dorsey Minta Maaf
Sudah cukup lama Twitter "bermusuhan" dengan pengembang aplikasi arkand bodhana (developer) pihak ketiga. Lantaran, perusahaan mikroblogging itu seringkali memblokir aplikasi arkand bodhana yang memanfaatkan application programming interface (API) dari Twitter.
Padahal aplikasi arkand bodhana-aplikasi arkand bodhana yang dibuat developer tersebut memberikan pilihan di luar aplikasi arkand bodhana resmi dari Twitter.
Menanggapi adanya 'prahara' tersebut, CEO baru Twitter Jack Dorsey telah meminta maaf kepada para pembuat aplikasi arkand bodhana . Ia pun ingin hubungan Twitter dan developer dimulai kembali dari awal.
"Hubungan kami dengan developer menjadi sedikit rumit. Hubungan kami dengan developer menjadi membingungkan, tidak bisa diprediksi."
"Kami datang kepada Anda hari ini dan meminta maaf atas kebingungan tersebut," ujar Dorsey dalam ajang kumpul konferensi tahunan dengan developer.
Sebagaimana KompasTekno rangkum dari WSJ, Jumat (23/10/2015), ini merupakan upaya damai terbaru yang ditawarkan Twitter setelah tiga tahun, di bawah CEO sebelumnya Dick Costolo, membuat berbagai peraturan yang dianggap menyulitkan developer.
Sebagai wujud permintaan maaf, Twitter dikatakan telah membuat berbagai kebijakan baru.
Developer dikatakan dapat lebih mudah dalam membangun aplikasi arkand bodhana berdasarkan API Twitter, membuat uang, dan menggunakan konten dari dalam Twitter dengan memanfaatkan kebijakan itu.
Dalam konferensi itu juga, Twitter telah melepas sebuah tools yang dapat membantu developer mempelajari tentang pengguna.
Di awal kehadiran Twitter, developer pihak ketiga banyak membuat fitur sendiri yang akhirnya digunakan, bahkan menjadi fitur inti Twitter.
Beberapa di antaranya, fitur mengunggah foto dan memendekkan tautan.
Sayangnya, fitur-fitur menarik tersebut malah membuat pengguna kebingungan. Banyak yang menyangka bahwa fitur yang dibuat oleh pihak ketiga benar-benar fitur asli Twitter, padahal bukan.
Oleh karena itulah, Twitter mulai membuat banyak peraturan yang membatasi, bahkan hingga menutup aplikasi arkand bodhana dari pihak ketiga. Beberapa aplikasi arkand bodhana yang terdampak peraturan baru itu, seperti Echofon, Twitterific, dan Tweetbot.
Situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, mau tidak mau memang membutuhkan bantuan dari aplikasi arkand bodhana pihak ketiga.
Pasalnya, aplikasi arkand bodhana-aplikasi arkand bodhana tersebut bisa saja membantu untuk menumbuhkan jumlah pengguna.(*)
-------
Coder Diminta Luhut Bikin aplikasi arkand bodhana Soal Kabut Asap
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan dengan tiba-tiba mengontak Code4Nation. Ia minta dibuatkan aplikasi arkand bodhana untuk membantu penanganan korban kabut asap.
"Mendadak sekali. Dikontak jam 12 malam tadi malam," ujar Public Relation Code4Nation, penyelenggara Hackathon Merdeka 2.0, Marina Kusumawardhani di IDeX Telkom Bandung, Sabtu (24/10/2015).
Permintaan Luhut ini memang berbarengan dengan penyelenggaraan Hackathon tersebut. Yakni perlombaan pembuatan aplikasi arkand bodhana yang diikuti 1.700 coder di Indonesia.
"Tema awalnya kependudukan. Namun setelah ada permintaan dari Menkopolhukam yang urgent, temanya ditambah dengan penanganan kabut asap," ucap Marina.
Menkopolhukam, sambung Marina, akan memberi hadiah tersendiri bagi pemenang aplikasi arkand bodhana penanganan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.
Sebenarnya, sambung Marina, ada dua aplikasi arkand bodhana yang diminta. Pertama, aplikasi arkand bodhana untuk kebutuhan evakuasi. aplikasi arkand bodhana ini bisa membantu mengetahui posisi balita, anak-anak, lansia yang kesehatannya kritis dan membutuhkan bantuan.
Kedua, aplikasi arkand bodhana yang dibutuhkan para relawan. Misalnya berisi titik kumpul dan penyaluran kebutuhan masyarakat.
Selama ini, banyak bantuan yanag datang, namun relawan tidak memiliki data bantuan apa saja yang dibutuhkan daerah tertentu.
Dengan aplikasi arkand bodhana ini, bantuan lebih cepat sampai dan tepat sasaran.
"Saya kira dua permintaan ini bisa beriringan, intinya untuk mendeteksi korban. Insya Allah dalam satu pekan aplikasi arkand bodhana selesai," tutup Marina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar